kalangan remaja dan anak-anak, mereka dapat menghabiskan waktu berjam-jam setiap harinya hanya untuk memainkan game favoritnya. Namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa terlalu banyak bermain game dapat meningkatkan resiko Alzheimer (kepikunan).
Alzheimer adalah berkurangnya sel-sel saraf otak yang biasanya terjadi pada orang tua. Penderita Alzheimer akan mengalami penurunan massa otak, semakin banyak penurunan yang terjadi semakin parah pula gejalanya. Penderita penyakit ini sering disebut dengan “orang pikun”, mereka lupa tempat, lupa waktu, bahkan lupa dengan keluarganya sendiri.
Sering bermain game meningkatkan resiko alzheimer. |
Dr.Gregory West dari Universitas Montreal mengungkapkan bahwa saat bermain game seseorang akan menggunakan bagian nukleus kaudatus otak lebih aktif dibandingkan keadaan biasa. Penelitian sebelumnya telah mnegungkapkan bahwa penggunaan bagian nukleus kaudatus yang berlebihan akan menurunkan massa dan aktivitas dari hipokampus otak. Artinya seseorang yang terlalu lama menghabiskan waktunya dengan bermain game akan mengalami gangguan kerja hipokampus dan meningkatkan resiko terkena penyakit otak seperti Alzheimer.
Penyakit Alzheimer biasanya menyerang orang tua di atas 65 tahun. Namun permainan game dapat meningkatkan resiko Alzheimer sehingga dapat muncul di usia yang lebih muda atau menimbulkan kepikunan yang lebih parah. Resiko ini timbul pada pemain game aktif yang menghabiskan berjam-jem waktunya setiap hari untuk game favoritnya.
Walaupun demikian, beberapa penelitian juga mengungkapkan dampak positif bermain game bagi otak, salah satunya adalah meningkatkan perhatian dan konsentrasi pemain. Dengan adanya dampak positif dan negatif dari video game, para pemain game haruslah pandai dalam mengatur intensitas permainannya sehingga tidak menimbulkan kerugian di masa yang akan datang.
0 Response to "Video Game Meningkatkan Resiko Penyakit Alzheimer"
Post a Comment